Pulang

Tanggal berapa dan sudah jam berapa ini? hujan masih saja mengguyur, derasnya meracau rerimbun daun-daun diberanda rumah. ah..hujan, sebegitu dari jauh kau ruah kehadapanku. menyesalkah bila kau taada samasekali arti bagiku. sementara langit nun diatas mungkin begitu berat melepasmu.

sedikit reda..tetes-tetesnya masih mengiramai kesendirianku. yaa..itu dia arti kehadiranmu malam ini. dengan hujan akan lebih melengkapi kesendirianku. kesendirian yang selalu aku cari, sampai tepian kota ini. kesendirian yang memikatku, menggilakanku, untuk senantiasa memburunya. dimana aku bisa leluasa bercumbu, menguras rindu, mentasbih se_suatu yang usang diotak kiriku, otak kiriku yang selalu cemburu pada kebisingan.

hhmmz..dikesepian ini aku masih saja jadi primadona, sedari tadi massa nyamuk ini mengelu_elukanku. dan lihat..itu yang paling gemuk, sampai-sampai membawa-bawa poster wajahku. bahh..!!ada saja memang fans jaman sekarang, mulai sinting mungkin, mereka berebut menciumiku, dari ujung rambut sampai ujung kaki. dan aku seorang primadona yang bijak, mereka hanya kuperigatkan dengan satu tepukan telapak tanganku. Plakk..!!

Kesunyian inilah yang akan kuajak kerumah impianku kelak. sunyi yang begitu meriuhiku. menggempitakan pelataran ruhku dengan tetamu kebijakan. aku mengimani, dengan hal ini Ruhku akan lebih sehat.

Hujan tinggal satu-dua tersisa dari ketinggian langit. menitik tak berdaya dikelopak acorbia sudut halaman yang akhirnya terjuntai juga direrumputan, sepertihalnya teman-teman pendahulunya. dia begitu pasrah..meski dia yakin suatu hari dia pasti akan kembali pada ketinggian, sesuai dengan siklusnya. hanya saja dia tak tau..siapa yang akan membawanya kesana_masih belum jelas.

Sepertiku ..yang semakin tak tau..dimana mesti p u l a n g.

Tepi Jakarta, 23.00, " kapan pulang..? "

Tidak ada komentar: